Saturday 20 December 2008

(7) SALAH SANGKA SAMA NANGKA


Sayur nangka adalah salah satu menu yang tidak saya sukai. Ngga tahu kenapa tapi sejak kecil saya selalu menghindar dari sayur nangka. Apapun bentuk dan rupanya, saya ngga doyan. Bagi saya, nangka yang dijadikan sayur itu rasanya aneh dan tidak enak. Mungkin karena lidah saya lebih dulu mengenal buah nangka daripada sayur nangka.
Seperti yang sudah saya duga, cepat atau lambat pasti saya berjumpa juga dengan nangka. Benar saja, menu sarapan pagi itu gudeg lengkap dengan assesorisnya. saya menunggu sampai para retretan selesai mengambil jatah mereka dan ketika tiba giliran saya, saya cuma bisa pasrah krn yg tersisa hanya nangka. Pilihannya 2: saya makan walau ngga suka tp berusaha berdamai dengan nangka atau saya tidak makan dengan resiko lapar dan tetap musuhan dengan nangka. Alah, nangka aja kok repot banget sih mikirnya! Nangka sama badan lo juga gedean elo kan?! Lagian nangka salah apa sih ama lo?! saya jadi ingat perkataan saya kepada murid-murid saya yg tidak suka makan sayur: “Kamu tidak suka makan sayur karena kamu tidak terbiasa makan sayur!” Sekarang saya harus bisa konsisten dengan perkataan saya itu.
Whuih, untuk menenangkan pikiran saya yg meletup-letup saya mengambil sepiring nasi dan sedikit nangka. Tanpa selera saya makan. Ketika saya rasakan, ternyata nangka itu ya begitu saja rasanya. Ngga ada yg istimewa. Tidak setidak enak yang saya sangka. Ternyata saya salah sangka. Lalu mengapa saya selama ini begitu tidak suka dengan sayur nangka? Jawabannya, karena saya tidak terbiasa.
Ternyata ada banyak hal baik dalam hidup ini yang tidak saya sukai atau enggan saya dekati. Bukan karena saya tidak mampu atau karena saya tidak bisa. Tapi karena saya tidak terbiasa. Barangkali kalau saya memberanikan diri mencobanya perlahan-lahan, apa yang saya anggap tidak enak atau menakutkan mungkin justru menjadi sesuatu yang baru.
Sesuatu yang baru memang tidak selalu menyenangkan. Sepatu yang baru belum tentu langsung nyaman dipakai. Menyesuaikan lidah dengan menu-menu yang baru blm tentu bisa langsung cocok. Bicara dengan orang yang baru kita kenal juga blm tentu menyenangkan. Tapi kalau kita memberanikan diri memberi waktu bercengkrama dengan hal baru, mungkin kita akan menemukan sesuatu yang berbeda dari yang kita pikirkan. Siapa tahu selama ini ada praduga bersalah terhadap sesuatu.
Well…?

No comments:

Post a Comment