Saturday 20 December 2008

(15) TO LIVE IS TO SHARE


Siang itu, Rm.Wahyu memberitahu saya bahwa ada kiriman dari orang tua saya. saya segera turun dan mengambil kiriman yang berupa paket sebuah kardus dibungkus kertas putih. Teman saya meledek: “Cieee… yang dapet kiriman!” ditimpali pula oleh Rm.Wahyu: “Itu isinya boneka, kalo ngga ada boneka itu, gak bisa tidur dia!”. hehehe… saya hanya tersenyum dan berharap bahwa yang ada di dalam kotak ini bukanlah si Misael, boneka burung hantu putih yang setia bertengger di rak buku saya (bukan tidur sama saya lho ya! Di rak buku saya!).
Kiriman itu ternyata berisi beberapa bungkus cemilan, 5 buah kipas kecil, 2 buku dan surat. Dalam surat itu orang tua saya bercerita singkat tentang Misa Lustrum Paroki dan memberi pesan: “Share the stuffs for others! Be nice to them all!” (suratnya dlm bhs Inggris campursari bhs Ind dan Jawa hehehe…)
saya jadi ingat perkataan Pater Leo Dehon: “To live is to share”. Kalimat ini muncul juga dari Rm.Haryoto dalam salah satu perbincangan kami, juga dalam kertas hitam yang ditulis oleh Rm.Wahyu. Berarti selama di RR saya mendapat 3 pesan yang sama.
Barangkali memang saya belum banyak men-share-kan kehidupan saya. saya juga sering bersembunyi di balik perkataan: “saya ini tidak punya apa-apa” “saya ini bukan siapa-siapa” “saya ini tidak bisa apa-apa”. Dalam kalimat yang terkesan merendahkan hati ini ternyata ada keengganan dan kemalasan.
Sudah saatnya saya berhati-hati dalam menggunakan kalimat-kalimat tsb supaya saya bisa membedakan apakah saya bicara realita karena saya memang tidak mampu berbuat sesuatu, atau saya bicara demikian untuk menyembunyikan rasa malas tapi malu mengakuinya. Dan yang lebih penting, jangan sampai kalimat-kalimat tadi menjadi penghalang untuk men-share-kan hidup ini.
Well…?

No comments:

Post a Comment