Saturday 20 December 2008

(22) CERMIN


Cermin adalah benda yang cukup penting dan cukup mudah dijumpai. Di kamar saya hanya ada sebuah cermin kecil di atas lemari. Cerminnya sudah tidak bisa berdiri, maka harus disandarkan pada dinding. Alhasil, sulit bagi saya untuk bisa menemukan posisi dimana saya bisa melihat seluruh wajah saya. Maka saya atur saja cermin itu supaya setidaknya saya bisa melihat kening dan ubun-ubun saya (klo Siska pasti inget anak rambut saya yg banyak dan berdiri tegak seperti sibuk mencari signal itu) sehingga saya bisa membuat belahan dan menyisir dengan baik, paling ngga, atasnya rapi dan saya tinggal menguncir sisanya.
Sebenarnya di luar kamar di dekat kamar mandi ada cermin yang lebih besar, tapi saya lebih suka menggunakan yang kecil di kamar saya (bilang aja, males keluar!). saya menggunakan cermin yang besar itu hanya dua atau tiga kali. Terakhir saya menggunakan cermin yang besar adalah waktu saya mau berangkat ke bandara dan pulang ke Jakarta. saya baru menyadari bahwa rambut saya sudah bertumbuh beberapa senti. Wah, cepat juga panjangnya, padahal baru sebulan.
Sama seperti kejadian cermin kecil dan cermin besar, dalam banyak hal terutama dalam menghadapi suatu persoalan, saya sering terlalu terfokus pada hal-hal yang kecil dan melupakan hal-hal yang besar yang mungkin lebih penting. Bahkan kadang saya terlalu memusingkan sesuatu yang bila dilihat lebih luas ternyata hanyalah masalah yang sepele. Di saat seperti itulah saya memerlukan orang-orang di sekitar saya untuk menarik saya, supaya saya bisa memandang dan menghadapi suatu masalah dengan lebih baik, tepat dan bijaksana.
Well…?

No comments:

Post a Comment